5 Masjid Terapung di Laut yang Paling Menakjubkan

Hal-Hal Aneh DIDUnia 97
Laut tak hanya mempesona dengan perairan bening atau terumbu karang yang cantik. Di beberapa negara, terdapat pemandangan menarik berupa masjid yang terapung di atas laut. Masjid-masjid terapung di atas laut ini bakal membuat siapa saja yang melihatnya takjub. Arsitektur masjidnya yang gagah menambah elok pemandangan lautan bening yang ada di sekitarnya.

Berikut adalah 5 Masjid Terapung di Laut yang Paling Menakjubkan
1. Masjid Fatimah, Jeddah
Masjid fatimah di Jeddah adalah masjid terapung di laut yang paling terkenal di Arab Saudi. Berada di pinggiran Laut Merah, sebenarnya hanya sebagian bangunan masjidnya yang berada di atas laut alias terapung. Namun saat Laut Merah sedang pasang, pemandangan Masjid Fatimah benar-benar seperti terapung di atas laut!

Luas Masjid Fatimah berukuran 20 x 30 meter persegi. Interior bagian dalamnya yang didominasi kaligrafi menambah kecantikan masjid ini. Nama masjid ini kini lebih dikenal dengan sebutan Masjid Ar Rahman. Suasana masjidnya juga sangat sejuk.

2. Malacca Straits Mosque, Melaka
Malacca Straits Mosque di Melaka, Malaysia adalah masjid terapung yang terkenal di Negeri Jiran. Masjid yang lebih dikenal dengan nama Masjid Melaka, berada di pinggiran Selat Melaka. Tiang-tiang pondasi masjidnya tertancap ke dasar laut di pinggiran pantainya.

Masjid Malaka selesai dibangun tahun 2006. Dinding masjidnya berwarna putih dan kubanya dihiasi warna kuning, cantik sekali. Ternyata, biaya pembangunan Masjid Malaka ini menghabiskan biaya MYR 10 juta atau sekitar Rp 36 miliar!

3. Masjid Haji Ali Dargah, Mumbai
Siapa sangka, India rupanya juga punya masjid terapung di laut bernama Masjid Haji Ali Dargah di Mumbai. Masjid ini berada di kawasan Worli Bay dan sudah berdiri sejak abad ke-19. Masjid ini jadi tempat bersejarah bagi umat muslim di India.

Uniknya, masjid ini dihubungkan oleh jembatan dari pingiran pantai. Ya, Masjid Haji Ali Dargah benar-benar terapung dan ada di tengah laut. Pemandangannya benar-benar cantik. Masjid yang berwarna putih ini dikelilingi lautan yang biru.

4. Masjid Amirul Mukminin, Makassar
Masjid Amirul Mukminin disebut-sebut sebagai masjid terapung pertama yang ada di Indonesia. Masjid ini berdiri tepat di tengah laut lepas Pantai Loasari, Makassar. Masjid ini juga dikenal dengan nama Masjid 99 Al Makazzary. Masjid ini terdiri dari beberapa lantai, di lantai dua adalah tempatnya para jemaah wanita dan lantai dasarnya tempat jemaah pria. Masjid Amirul Mukminin juga menawarkan pemandangan sunset yang romantis. Sempurna!


5. Masjid Al Munawar, Ternate
Masjid Al Munawar adalah landmark baru dari Kota Ternate, Maluku Utara. berada di pusat kota, masjid ini berada di pinggiran pantai dan dua menaranya memiliki pondasi yang ditancapkan ke dasar laut. Perairan di sekitar Masjid Al Munawar pun biru jernih. Anda bisa jelas melihat ikan-ikan yang ada di bawah permukaan airnya. Masjid ini sudah berdiri gagah sejak tahun 2003.

Bonus


Tahukah Anda, ternyata Palu di Sulawesi Tengah juga punya masjid terapung yang cantik. Bahkan, Kubahnya bercahaya tujuh warna saat malam hari!

Artikel ini diambil dari
http://terselubung.in/5-masjid-terapung-di-laut-yang-paling-menakjubkan/

Related Posts:

Buka Ya Pesan dari Admin

Hai teman-teman para pengunjung setia maupun pendatang yang telah mengunjungi blog ini, semoga bermanfaat bagi kalian ya :) adminnya cuma mau promosi cielah, adminnya lagi mengkreasikan seninya haha lewat blog kisahdodo.blogspot.com yang berisikan komik yang di buat sendiri oleh admin, jika tidak sibuk ya bolehlah berkunjung kesana terima kasih, blog ini pasti akan di update terus :)

Admin
Dewa Brahma

Related Posts:

Heligoland – Pulau Jerman yang Ingin Dilenyapkan Inggris

Hal-Hal Aneh DIDUnia 97
Pada akhir Perang Dunia Kedua, Angkatan Darat Inggris memiliki surplus besar amunisi dan bahan peledak yang mulai memberi mereka ide-ide. Disarankan bahwa kelebihan amunisi bisa dimanfaatkan untuk eksperimen seismik dengan mendirikan ledakan terkontrol untuk menghasilkan gelombang seismik yang memiliki intensitas sebanding dengan yang dihasilkan oleh gempa bumi kecil. Namun, pelaksanaan eksperimen seperti itu jika dilakukan di dalam negeri Inggris tidaklah memungkinkan karena ukuran ledakan yang diperlukan pada situs, akan menyebabkan kerusakan pada properti di dekatnya. Jadi mereka beralih ke Jerman.

Inggris baru saja memenangkan perang terbesar dalam sejarah manusia dengan Jerman, dan pada bulan Juli 1946, dump amunisi dekat kota Soltau, di utara Jerman, diledakkan, memproduksi gelombang seismik yang teramati hingga jarak 50 km. Tapi Inggris membutuhkan sesuatu yang lebih besar. Jadi mereka mulai mempersiapkan ledakan non-nuklir paling kuat di dunia, yang akhirnya kemudian dikenal sebagai “British Bang”. Target: kepulauan kecil di lepas pantai Jerman bernama Heligoland.
Heligoland adalah kepulauan kecil yang terletak sekitar 46 kilometer di lepas pantai Jerman di Laut Utara. Kepulauan ini terdiri dari dua pulau – pulau utama yang berpenghuni seluas satu km persegi, bernama Hauptinsel, dan sebuah pulau kecil tak berpenghuni bernama ‘Dune’ di mana landasan pulau berada.
Karena lokasinya yang strategis, Heligoland memiliki sejarah militer yang panjang. Awalnya diduduki oleh gembala Frisian dan nelayan, pulau berada di bawah kendali adipati dari Schleswig-Holstein di tahun 1402 dan menjadi milik Denmark di tahun 1714. Pada 1807, selama perang Napoleon, Heligoland direbut oleh armada Inggris dan secara resmi berada di bawah kekuasaan Inggris pada tahun 1814. Pada tahun 1890, pulau itu diserahkan ke Jerman dalam pertukaran dengan Zanzibar dan wilayah Afrika lainnya.
Pandangan udara dari Helgoland, antara tahun 1890 dan 1900.

N.E. Point, Helgoland, antara tahun 1890 dan 1900.

Jerman mengevakuasi penduduk sipil yang tinggal di pulau dan mengembangkan pulau itu menjadi sebuah pangkalan angkatan laut utama, dengan pelabuhan yang luas dan instalasi galangan kapal, benteng bawah tanah, dan pengisian bahan bakar pesisir. Pertempuran pertama angkatan laut, Pertempuran Heligoland Bight, telah terjadi di dekat pulau ini. Ketika Perang Dunia Pertama berakhir, penduduk pulau kembali dan pulau menjadi sebuah resor wisata populer untuk kelas atas Jerman. Selama era Nazi, pulau itu kembali menjadi kubu angkatan laut dan menderita akibat pemboman berkelanjutan oleh Sekutu hingga menjelang akhir Perang Dunia II.
Dengan kekalahan Jerman, penduduk dievakuasi, dan Inggris memutuskan untuk menghancurkan benteng yang tersisa, bunker bawah tanah dan pangkalan kapal selam oleh peledakan dalam, dan sekaligus mencatat ukuran ledakan dengan sensor seismik untuk ilmu pengetahuan.
Pada tanggal 18 April 1947, Royal Navy meledakkan 6.700 ton bahan peledak menciptakan awan jamur hitam yang menjulang hingga 6.000 kaki ke langit. Orang-orang di daratan radius 60 km diperingatkan untuk membuka jendela mereka untuk menghindari implosion, dan hembusan ledakan (blast) itu tercatat hingga sejauh Sisilia. The Guinness Book of World Records mencantumkan ledakan Heligoland sebagai ledakan non-nuklir terbesar dalam sejarah.
Ledakan di Heligoland.

Peledakan yang merilis energi yang setara dengan sepertiga dari yang dirilis oleh bom atom Hiroshima, mengguncang pulau utama beberapa mil ke dasarnya. Inggris awalnya mengharapkan pulau itu akan benar-benar hancur. Pulau ini selamat tapi bentuk fisiknya telah berubah untuk selamanya. Ujung selatan telah menjadi kawah besar, yang hari ini dijadikan tempat wisata.
Royal Air Force terus menggunakan pulau sebagai tempat pemboman sampai pulau ini kembali ke Jerman Barat pada tanggal 1 Maret 1952. Kota, pelabuhan, dan resor mandi di Düne dibangun kembali, dan Heligoland sekali lagi menjadi sebuah resor liburan.

Artikel ini diambil dari 
http://terselubung.in/heligoland-pulau-jerman-yang-ingin-dilenyapkan-inggris/

Related Posts: